Penyakit periodontal
Periodontal berasal dari dua kata yunani yaitu Peri yang berarti
pinggiran atau sekitar, dan dontal yang berarti gigi. Penyakit
periodontal adalah gangguan pada gigi dan daerah sekitarnya yang
biasanya disertai peradangan. Penyakit ini dapat mengganggu jaringan penahan yang terdapat disekitar gigi, akibatnya gigi menjadi goyah dan mudah lepas.
Perkembangan penyakit periodontal
Bakteri dan sisa-sisa makanan tertinggal dan menumpuk disekitar
perbatasan gigi membentuk plak. Bila plak tidak segera dibersihkan, mineral
dan senyawa yang berasal dari air liur akan bereaksi dan menyebabkan
plak menempel lebih kuat ke pinggiran gigi dan membentuk tartar gigi
dalam waktu 3-5 hari sejak plak terbentuk.
Tumpukan tartar dapat mengiritasi gusi dan menyebabkan peradangan pada gusi (gingivitis).
Radang gusi terlihat dari gusi yang berwarna merah tua di daerah
perbatasan dengan gigi. Tartar juga menyebabkan bau mulut yang tidak
sedap.
Tartar berkembang membentuk Calculus/karang gigi, menumpuk di antara
gigi dan gusi dan merangsang perkembangan bakteri di daerah tersebut.
Selain menyebabkan radang gusi, bakteri bersama senyawa sisa-sisa
bakteri dapat menyebabkan rusaknya gigi. Pada tahap ini kerusakan
bersifat permanen dan biasanya gigi tidak dapat kembali normal seperti sedia
kala. Keadaan ini disebut penyakit periodontal dan bila tidak segera
diatasi dapat berlanjut menjadi rasa sakit, gigi longgar, abses dan
infeksi yang menyebar ke seluruh badan. Lebih lanjut lagi, tulang
rahang bisa berlubang-lubang dan rusak.
Tanda-tanda penyakit periodontal
Dalam perkembangan penyakit, beberapa gejala seperti berikut bisa saja muncul :
- Cairan/lelehan nanah disekitar gigi
- Nafas busuk yang berkepanjangan
- Gusi yang mudah luka dan berdarah
- Daerah sekitar mulut sakit atau sensitif bila di pegang
- Mencakar-cakar daerah sekitar mulut
- Gusi yang bengkak, berwarna merah atau bentuknya tidak normal
- Gigi longgar atau lepas
- Hilangnya nafsu makan
- Gangguan pencernaan
- Air liur menetes
- Kesulitan mengunyah atau makan
Pengobatan
Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi penyakit ini tergantung derajat keparahan penyakit.
Pada tahap awal, biasanya hanya diperlukan pembersihan karang gigi yang
lazim disebut Scalling. Scalling gigi kucing diakukan dengan kucing
dalam keadaan terbius total. Dianjurkan untuk melakukan scalling rutin
1-2 kali setiap tahunnya. kucing tua atau mengalami gangguan ginjal/hati
sebaiknya tidak dibius karena berbahaya bagi kucing itu sendiri.
Pada tingkatan lebih parah, diperlukan tindakan operasi seperti cabut
gigi atau membuang sebagian jaringan gusi yang sudah rusak parah
(gingivectomy).
Pencegahan
Apapun jenis makanan kucing, baik itu makanan basah/kalengan ataupun
makanan kering, gigi kucing perlu dibersihkan minimal 2 kali dalam
seminggu.
Scalling/pembersihan gigi rutin dapat dilakukan 1-2 kali dalam setahun.
Dilakukan oleh dokter hewan dalam keadaan kucing terbius total.
Bagaimanapun juga sikat gigi rutin lebih baik untuk pencegahan daripada scalling yang membutuhkan biaya relatif lebih banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar