TUGAS FARMAKOLOGI VETERINER II
ANTISEPTIK
Oleh :
Muhammad Aroza ( 1302101010164)
Kelas : 02
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji
hanya milik Allah
SWT. Shalawat dan
salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW.
Berkat limpahan nikmat
dan rahmatNYA penyusun mampu menyelesaikan tugas
ini guna memenuhi
tugas mata kuliah Farmakologi Veteriner II. Dalam penyusunan
tugas atau materi
ini, tidak sedikit
hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari
bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan
orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Tugas
ini disusun agar pembaca dapat
memperluas ilmu mengenai antiseptik yang berhubungan dengan dunia kedokteran
hewan, yang disajikan
berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber informasi dan
referensi. Semoga tugas ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran
kepada pembaca khususnya
para mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Syiah Kuala.
Saya sadar bahwa
tugas ini masih banyak
kekurangan dan jauh
dari sempurna. Untuk
itu kepada pembaca saya
meminta masukannya demi
perbaikan pembuatan tugas
di masa yang
akan datang.
Banda
Aceh, 29 juli 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................... 1
1.3 Rumusan Masalah......................................................................................... 1
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian
Antiseptik serta ciri antiseptik
yang baik dan
ideal.........................................................................................
2
2.2
Fakto yang mempengaruhi daya kerja
antiseptik
Serta
mekanisme kerja dari antiseptik ........................................................... 4
2.3
Penggolongan antiseptik serta kelebihan
dan
kekurangan
dari berbagai macam jenis antiseptik...........................................
5
BAB III Kesimpulan
3.1
Kesimpulan 11
Daftar Pustaka 12
BAB I
PENDAHULUAN
2.4
Latar
Belakang
Antiseptik ialah obat yang dapat meniadakan atau mencegah
keadaan sepsis.Antiseptik ialah zat yang digunakan
untuk membunuh atau mencegah pertumbuhan
mikrooranisme, biasanya merupakan sediaan
yang digunakan pada jaringan hidup.
Antiseptik selalu digunakan dalam berbagai kondisi medis baik
untuk membersihkan luka terbuka ataupun disaat persiapan operasi di akan
diberikan antiseptik terlebih dahulu untuk mencegah bakteri bertumbuh dan masuk
ke dalam bagian operasi tersebut.
Antiseptik
berbeda dengan antibiotik dan disinfektan,
yaitu antibiotik digunakan untuk membunuh mikroorganisme di dalam tubuh,
dan disinfektan digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati. Hal ini disebabkan antiseptik lebih
aman diaplikasikan pada jaringan hidup.
2.5
Tujuan
12.1 Mahasiswa memahami
apa yang dimaksud antiseptik serta
mengetahui
masing masing kelebihan dan kekurangan dari
beberapa antiseptik.
2.6 Rumusan Masalah
2.6.1 Apa
yang dimaksud antiseptik serta bagaimana ciri antiseptik yang baik dan ideal?
2.6.2 Faktor
apa saja yang mempengaruhi daya kerja antiseptik dan bagaimana mekanisme kerja
antiseptik?
2.6.3 Apa
saja golongan golongan antiseptik dan bagaimana kelebihan dan kekurangan dari
berbagai macam antiseptik tersebut ?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Antiseptik
Antiseptik adalah suatu substansi
untuk melawan infeksi atau mencegah
pertumbuhan
atau kerja mikroorganisme dengan cara menghancurkannya ataupun
menghambat
pertumbuhannya serta aktifitasnya. Istilah desinfektan dibedakan dari antiseptik
dalam hal penggunaanya. Untuk desinfektan biasanya digunakan pada bendabenda
atau materi tidak hidup, sedangkan antiseptik digunakan untuk jaringan hidup.
Antiseptik adalah zat zat yang
membunuh atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Istilah ini terutama
digunakan untuk sediaan yang dipakai pada jaringan hidup. (Staff pengajar
departement farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2009).
Antiseptik merupakan zat yang digunakan untuk
menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme yang hidup di permukaan
tubuh. Mekanisme kerja antiseptik ini antara lain merusak lemak pada membran
sel bakteri atau dengan cara menghambat salah satu kerja enzim pada bakteri
yang berperan dalam biosintesis asam lemak (Isadiartuti & Retno, 2005).
Antiseptik
terutama digunakan untuk mencegah
dan mengobati infeksi pada luka. Sediaan antiseptik dapat digunakan untuk mengobati
luka memar, luka iris, luka lecet dan luka
bakar ringan. Penerapan antiseptik pada luka mungkin perlu diikuti tindakan
lain seperti pembersihan dan penutupan luka dengan pembalut agar tetap bersih
dan terjaga.
Selain itu, antiseptik juga dapat digunakan untuk:
·
Disinfeksi tangan: menjadi
pengganti atau menyempurnakan membasuh tangan dengan air. Tenaga medis dan
paramedis harus melakukan disinfeksi tangan dengan antiseptik sebelum dan
sesudah melakukan tindakan medis.
·
Disinfeksi pra-tindakan: antiseptik
diterapkan ke lokasi tindakan untuk mengurangi flora kulit.
·
Disinfeksi membran mukosa: irigasi
antiseptik dapat ditanamkan ke dalam uretra, kandung kemih atau vagina untuk
mengobati infeksi atau membersihkan rongga sebelum kateterisasi.
·
Disinfeksi mulut dan
tenggorokan: Obat kumur antiseptik dapat digunakan untuk mencegah dan
mengobati infeksi mulut dan tenggorokan.
Antiseptikyang baik memiliki persyaratan
sebagai berikut :
· Memiliki
spektrum yang luas
· Tidak
meransang kulit maupun mukosa (tidak mengiritasi)
· Toksisitan
dan daya adsorbsi melalui mukosa dan kulit rendah
· Efek
kerjanya cepat dan bertahan lama
· Efektifitas
kerjanya tidak terpengaruh oleh adanya darah dan nanah.
(Darmadi. 2008).
Menurut
submer lain antiseptik yang ideal diantaranya :
· Efektifitas
germisid tinggi
· Bersifat
letal terhadap mikroorganisme
· Kerjanya
cepat dan tahan lama
· Spektrum
sempit terhadap mikroorganisme yang sensitive
· Tegangan
permukaan yang rendah untuk penggunaan topikal
· Indeks
terapi tinggi
· Tidak
memberikan efek sistemik bila diberikan secara topikal dan tidak diadsorbsi.
(Staff pengajar departement farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2009)
2.2
Faktor Faktor yang mempengaruhi efektifitas antiseptik
· Faktor
Antiseptik
a. Konsentrasi
Adanya perbedaan efek misalnya pada
penggunaan fenol, bila konsentrasinya dibawah 1% mempunyai efek bakteriostatik.
Tetapi bila konsentrasinya diatas 1,5% mempunyai efek bakterisid.
b. PH
Efek klorheksidin lebih kuat pada PH 6
daripada PH 9. Juga asam benzoat dan ester esternya lebih aktif pada PH asam
c. Zat
Pelarut
Klorheksidin dalam larutan alkohol
kerjanya fungisid. Sedangkan dalam larutan air hanya berdaya fungisid rendah.
· Faktor
Mikroba
Semakin banyak jumlah mikroba semakin
banyak waktu yang dibutuhkan untuk membunuhnya. Bentuk Endospora lebih sulit
dibunuh, sedangkan bentuk vegetatif memiliki kepekaan yang bervariasi.
·
Faktor Lingkungan
Adanya bahan organik misalnya pus,
darah, saliva atau feces dapat menurunkan kerja antiseptik.
·
Waktu Pemaparan
Larutan iodine 4% membunuh kuman
dalamwaktu 1 menit, sedangkan larutan 1% membutuhkan waktu 4 menit. (Darmadi.
2008)
Antiseptik bekerja
melalui bebecara diantaranya :
· Merusak
dinding sel
· Mengganggu
sistem enzime kuman
· Mendenaturasi
protein
· Merusak
asam nukleat. (Darmadi. 2008)
2.3
Macam Macam Antiseptik Serta Kelebihan dan Kekuranganya
Dalam garis
besarnya antiseptik dibagi kedalam beberapa golongan :
1. Alkohol
2. Halogen
dan senyawanya
·
Iodium
·
Povidon iodine
·
Yodoform
·
Klorheksidin
3. Oksidansia
·
Kalium permanganat
·
Perhidrol
4. Logam
berat dan Garamnya
·
Merkuri klorida (subllimat)
·
Merkurokrom (obat merah)
5. Asam
·
Asam borat
6. Turunan
fenol
·
Trinitrofenol
·
Heksaklorofen
7. Basa
amonium
·
Etakridin (rivanol)
· Alkohol
Alkohol adalah antiseptik yang kuat. Alkohol membunuh kuman dengan cara
menggumpalkan protein dalam selnya. Kuman dari jenis bakteri, jamur,
protozoa dan virus dapat terbunuh oleh alkohol. Alkohol (yang biasanya dicampur
yodium) sangat umum digunakan oleh dokter untuk mensterilkan kulit sebelum dan
sesudah pemberian suntikan dan tindakan medis lain. Alkohol kurang cocok
untuk diterapkan pada luka terbuka karena menimbulkan rasa terbakar.
Jenis alkohol yang digunakan sebagai antiseptik adalah etanol (60-90%), propanol (60-70%)
danisopropanol (70-80%) atau campuran dari ketiganya. Metil
alkohol (metanol) tidak boleh digunakansebagai antiseptik karena dalam
kadar rendah pun dapat menyebabkan gangguan saraf dan masalah penglihatan.
Metanol banyak digunakan untuk keperluan industri.
Keuntungan :
Cepat
membunuh jamur dan bakteri termasuk mikrobakteri; isopropil alkohol membunuh
sebagian besar virus, termasuk HBV dan HIV; etil alkohol membunuh semua jenis
virus.
Walaupun
alkohol tidak mempunyai efek membunuh yang persisten, pengurangan cepat
mikroorganisme di kulit, melindungi organisme tumbuh kembali bahkan di bawah
sarung tangan selama beberapa jam.
Relatif murah
dan tersedia di mana-mana.
Kerugian :
Memerlukan
emulien (misalnya gliserin dan atau propilen glikol) untuk mencegah pengeringan
kulit.
Mudah
pengeringan kulit.
Mudah
diinaktivasi oleh bahan-bahan organik.
Mudah
terbakar sehingga perlu disimpan di tempat dingin atau berventilasi baik.
Merusak karet
atau lateks.
Tidak dapat
dipakai sebagai bahan pembersih.
· Yodium dan
iodofor
Yodium atau iodine biasanya digunakan dalam larutan beralkohol (disebut
yodium tinktur) untuk sterilisasi kulit sebelum dan sesudah tindakan
medis. Larutan ini tidak lagi direkomendasikan untuk mendisinfeksi luka ringan
karena mendorong pembentukan jaringan parut dan menambah waktu
penyembuhan. Generasi baru yang disebut iodine
povidone (iodophore), sebuah polimer larut air yang
mengandung sekitar 10% yodium aktif, jauh lebih ditoleransi kulit, tidak
memperlambat penyembuhan luka, dan meninggalkan deposit yodium aktif yang
dapat menciptakan efek berkelanjutan. Salah satu merk antiseptik dengan iodine
povidoneadalah betadine.
Keuntungan antiseptik berbasis yodium adalah cakupan luas aktivitas
antimikrobanya. Yodium menewaskan semua patogen utama berikut spora-sporanya,
yang sulit diatasi oleh disinfektan dan antiseptik lain. Beberapa orang alergi
terhadap yodium. Tanda alergi yodium adalah ruam kulit kemerahan, panas,
bengkak dan terasa gatal.
Keuntungan
· Efek antimokrobial spektrum luas.
· Preparat yodium cair murah, efektif, dan tersedia di mana-mana.
· Tidak mengiritasi kulit atau selaput lendir, dan ideal untuk
pembersihan vaginal.
· Larutan 3% tidak menodai kulit.
Kerugian :
· Efek antimikrobial lambat atau perlahan.
· Iodofor mempunyai efek residual yang kecil.
· Cepat diinaktivasi oleh material organik seperti darah atau dahak.
· Yodium tinktur atau cairan dapat mengiritasi kulit dan harus
dibersihkan dari kulit sesudah kering (pakai alkohol).
· Absorpsi yodium bebas melalui kulit dan selaput lendir dapat
mengakibatkan hiptiroidisma pada bayi baru lahir. Oleh karena itu batasi
pemakaiannya
· Reaksi alergi terhadap iodin dan iodofor dapat terjadi, jadi cek
riwayat alergi.
· Klorheksilenol
Kloroheksilenol (para-kloro-metaksilenol
atau PCMX) adalah devisi halogen dari silenol yang luas tersedia dalam
konsentrasi 0,5-4%. Kloroheksilenol memecahkan mikroorganisme dengan memecah
dinding sel. Hal ini merupakan penghapus kuman yang beraktivitas rendah (Fevero,
1985) dibandingkan dengan alkohol, yodium, iodofor dan kurang efektif dalam
menurunkan flora kulit daripada CHG atau iodofor (Sheen dan Stiles, 1982).
Karena ia menembus kulit, dapat beracun jika dioleskan pada beberapa bagian
dari tubuh, dan tidak boleh digunakan pada bayi. Meskipun, produk komersil
dengan kloroheksilenol dengan konsentrasi di atas 4% tidak boleh digunakan.
Keuntungan :
·
Aktivitas bersepektrum luas.
·
Hanya sedikit efeknya
terhadap materi organik.
·
Efek residu tahan sampai
beberapa jam.
·
Minimal efek oleh bahan
organik.
Kerugian :
·
Diinaktivasi oleh sabun
(surfaktan nonionik), penggunaan untuk persiapan kulit berkurang.
·
Tidak boleh digunakan pada
bayi baru lahir, karena dapat menyerap dengan cepat dan potensial meracuni.
· Triklosan
Triklosan adalah
subtansi tidak berwarna yang terdapat dalam sabun sebagai antimikrobial.
Konsentrasi 0,2-2,0% mempunyai aktivitas antimikrobial sedang terhadap koki
gram positif, mikobakteria dan jamur, tapi tidak terhadap baksil gram negatif,
khususnya P aeruginosa (Larson 1995). Meskipun perhatian ditujukan pada
resistensi terhadap bahan ini bisa berkembang lebih siap dari bahan antiseptik
lain, resistensi pada flora kulit tidak ditemukan penelitian klinis sampai saat
ini.
Keuntungan :
·
Aktivitas berspektrum luas.
·
Persistensi sangat bagus.
·
Sedikit efeknya oleh bahan organik.
Kerugian :
·
Tidak ada efeknya terhadap P aeruginosa
atau baksil gram negatif lain.
·
Bakteriostatik (hanya mencegah
pertumbuhan).
· Hidrogen peroksida
Larutan hidrogen peroksida 6% digunakan untuk membersihkan luka dan borok.
Larutan 3% lebih umum digunakan untuk pertolongan pertama luka gores atau
iris ringan di rumah. Hidrogen peroksida sangat efektif memberantas jenis kuman
anaerob yang tidak membutuhkan oksigen. Namun, oksidasi kuat yang ditimbulkannya
merangsang pembentukan parut dan menambah waktu penyembuhan. Untung
mengurangi efek sampingnya, hidrogen peroksida sebaiknya digunakan dengan air
mengalir dan sabun sehingga paparannya terbatas. Jika menggunakan hidrogen
peroksida sebagai obat kumur, pastikan Anda mengeluarkannya kembali
setelah berkumur.
· Etakridin laktat (rivanol)
Etakridin laktat adalah senyawa organik berkristal kuning oranye yang
berbau menyengat. Penggunaannya sebagai antiseptik dalam larutan 0,1%
lebih dikenal dengan merk dagang rivanol. Tindakan bakteriostatik
rivanol dilakukan dengan mengganggu proses vital pada asam nukleat sel
mikroba. Efektivitas rivanol cenderung lebih kuat pada bakteri gram
positif daripada gram negatif. Meskipun fungsi antiseptiknya
tidak sekuat jenis lain, rivanol memiliki keunggulan tidak mengiritasi
jaringan, sehingga banyak digunakan untuk mengompres luka, bisul, atau
borok bernanah. Bila Anda memiliki bisul di pantat, duduk berendam dalam
larutan rivanol dapat membantu mempercepat penyembuhannya. Untuk luka kotor
yang berpotensi infeksi lebih besar, penerapan jenis antiseptik lain yang
lebih kuat disarankan setelah luka dibersihkan.
·
Asam
borat
Digunakan dalam pengobatan infeksi ragi vagina , pada
rambut/bulu mata, dan sebagai antivirus untuk mempersingkat durasi serangan
sakit dingin. Dimasukkan ke dalam krim untuk luka bakar .
BAB III
KESIMPULAN
3.1 kesimpulan
·
Antiseptik adalah zat zat yang membunuh
atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Istilah ini terutama digunakan untuk
sediaan yang dipakai pada jaringan hidup.
·
Antiseptik dapat bersifat bakteriostatik
maupun bakteriosid
·
Antiseptik bekerja melalui bebecara
diantaranya :
·
Merusak dinding sel
·
Mengganggu sistem enzime kuman
·
Mendenaturasi protein
·
Merusak asam nukleat.
·
Hal hal yang dapat mempengaruhi kerja
antiseptik diantaranya :
a. Faktor
antiseptik yaitu Konsentrasi, PH, Waktu
pemaparan, dan Zat pelarut pelarut
b. Faktor
mikroba seperti jumlah mikroba yang menginfeksi
c. Faktor
lingkungan
·
Ciri antiseptik yang baik diantaranya :
a. Efektifitas
germisid tinggi
b. Bersifat
letal terhadap mikroorganisme
c. Kerjanya
cepat dan tahan lama
d. Spektrum
sempit terhadap mikroorganisme yang sensitive
e. Tegangan
permukaan yang rendah untuk penggunaan topikal
f. Indeks
terapi tinggi
g. Tidak
memberikan efek sistemik bila diberikan secara topikal dan tidak diadsorbsi.
DAFTAR PUSTAKA
·
Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial.
Jakarta : Salemba Medika.
·
Isadiartuti & Retno, 2005.
Isadiartuti, D. dan S. Retno. 2005. Uji Efektifitas Sediaan Gel Antiseptik
Tangan yang Mengandung Etanol dan Triklosan. Majalah Farmasi Airlangga,
5(3), hal 27.
· Staff pengajar departement farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2009. Kumpulan Kuliah Farmakologi.
Jakarta : EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar