Senin, 28 September 2015

ketamin hewan

TUGAS FARMAKOLOGI VETERINER
KETAMIN


Oleh :
Muhammad Aroza ( 1302101010164)
Kelas : 03

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Anesthesi adalah hilangnya sensai nyeri(rasa sakit) yang disertai maupun tidak disertai hilangnya kesadaran. Anasthesi dapat digolongkan kedalam anesthesi lokal dan anesthesi umum. Anesthesi umum memberikan efek berupa hilangnya rasa nyeri yang disertai hilangnya kesadaran. Pemilihan obat  anestesi  yang  tepat  dan  cara pemberian  yang  benar  akan meminimalkan efek samping yang tidak diinginkan terhadap sistem tubuh, khususnya  pada  sistem  kardiovaskuler,  sistem  respirasi dan  temperatur  tubuh.  Hal  ini disebabkan  hampir semua jenis  obat anestesi menimbulkan efek samping terhadap  sistem  kardiovaskuler,  sistem  respirasi  dan temperatur  tubuh.
Berdasarkan hal tersebut maka pemilihan  obat  yang  akan  digunakan  untuk  anestesi perlu  diperhatikan  sebelum  dilakukan  operasi.Pemilihan  obat  tersebut  didasarkan  pada  beberapa pertimbangan,  yaitu  :    keadaan  penderita,  sifat anestetika,  efek  samping  terhadap  hewan  coba,  jenis operasi  yang  dilakukan  dan  peralatan  yang  akan digunakan. Obat anesthesi umum yang paling general digunakan adalah ketamin. Ketamin merupakan jenis obat anestesi yang dapat digunakan pada hampir semua jenis hewan.  (Ira sari et al. 2010).

1.2  Tujuan
1.2.1    Mahasiswa mengetahui mengenai senyawa ketamin serta memahami  
  farmakodinamik dan farmakokinetik obat tersebut dalam tubuh.

1.3  Rumusan Masalah
1.3.1        Apa yang dimaksud dengan ketamin serta bagaimana peroses farmakokinetik dan farmakodinamiknya dalam tubuh?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ketamine serta farmakokinetik dan farmakodinamik ketamin
      dalam  tubuh.
Ketamin atau 2 - 0 – chloropheny - 2 – metylamino cyclohexanone hydrochloride adalah derivat phencyclidine, yang menimbulkan “dissociative anesthesia,” Ketamin dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik yang ringan. Efek terhadap kardiovaskuler adalah peningkatan tekanan darah arteri paru dan sistemik, laju jantung dan kebutuhan oksigen jantung.  
Rumus Bangun Ketamin ( Dedi Winarto. 2009)
Ketamin (juga dikenal dengan nama ketalar atau ketaject) adalah agen anestetik  tunggal  yang  paling  sering  dipergunakan.  Keuntungan  penggunaan ketamin antara lain bahwa agen ini menimbulkan analgesia yang kuat sehingga memungkinkan  tindakan  operasi  yang  nyaman  serta  adanya  efek  amnesia. (Wahyuni Haryanto. 2007)
Ketamin phenyl  cyclohexylamine dengan  rumus kimia  : 2-(0 clorophenyl)-2(methylamino) cyclohexanonehydrochloride  Biasa  digunakan pada  pembedahan  singkat  yang  menimbulkan  rasa  sakit  dan  untuk  induksi anestesi. Mempunyai  berat  molekul  274.19  dan  formula  molekul C13H16ClNO •HCl . (Candra Bayu. 2011).
Ketamin merupakan jenis obat anestesi yang dapat digunakan pada hampir semua jenis  hewan (Hall dan  Clarke, 1983).  Ketamin dapat  menimbulkan efek yang  membahayakan,  yaitu  takikardia,  hipersalivasi, meningkatkan  ketegangan  otot,  nyeri  pada  tempat penyuntikan,   dan  bila  berlebi han  dosis  akan menyebabkan pemulihan berjalan lamban dan bahkan membahanyakan  (Jones  et  al.,  1997).  Efek  samping yang tidak  diharapkan dari suatu pembiusan itu  dapat diatasi  dengan  mengkombinasikan  obat-obatan  dan mengambil  kelebihan  masing-masing  sifat  yang diharapkan. (Ira sari et al. 2010)
Kombinasi  yang  paling  sering  digunakan untuk  ketamin  adalah  xylazine. Kedua obat  ini  merupakan agen  kombinasi  yang saling melengkapi antara efek analgesik dan relaksasi otot,  ketamin  memberikan  efek  analgesik  sedangkan xylazine  menyebabkan  relaksasi  otot  yang  baik. P e n g g u n a a n   x y l a z i n e   d a p a t mengurangi  sekresi  saliva  dan  peningkatan  tekanan darah  yang  diakibatkan  oleh  penggunaan  ketamin. Penggunaan  kombinasi  ketaminxylazine  sebagai  anestesi  umum  juga  mempunyai banyak  keuntungan,  antara  lain  :  mudah  dalam pemberian,  ekonomis,  induksinya  cepat  begitu  pula dengan pemulihannya, mempunyai pengaruh relaksasi yang  baik  dan  jarang  menimbulkan komplikasi  klinis. (Ira sari et al. 2010).
Dosis Ketamin untuk anesthesi umum pada hewan secara umum adalah 15-40 mg/KgBB. Untuk hewan kesayangan, dosis Ketamin 10% Inj yang disarankan adalah sebagai berikut:
Anjing  : 0,05 - 0,15 ml / kg berat badan (intra muskular)
               0,01 - 0,1 ml / kg berat badan (intra vena)
Kucing : 0,1 - 0,2 ml / kg berat badan (intra muskular)
Terapi kombinasi untuk anjing  : 0,06 - 0,1 ml / kg berat badan (intra muskular) dosis yang disarankan untuk Xylazine 1 - 2 mg /  kg berat badan (intra muskular) dan dosis yang disarankan. Dosis premedikasi  untuk Atropine 0,05 - 0,1 mg / kg berat badan  (intra muskular)
Terapi kombinasi untuk kucing : 0,08 - 0,2 ml / kg berat badan (intra muskular); dosis yang disarankan untuk Xylazine 0,5 - 1 mg / kg.berat badan (intra muskular), dan  dosis premedikasi yang disarankanAtropine 0,05 - 01 mg / kg berat badan  (sub kutan). (Otasindo Prima Satwa)
Ketamin  merupakan  antagonis  reseptor N-methyl-D-Aspartate  (NMDA) yang paling poten. Reseptor NMDA merupakan turunan dari reseptor glutamate serta  kanal  ion  eksitatorik.  Ketamin  bekerja  sebagai  antagonis  non  kompetitif pada  kanal  kalsium,  dengan  penghambatan  pada  aktivitas  reseptor  NMDA melalui  pengikatan  reseptor Phencyclidine Reseptor NMDA  memainkan  peranan  penting  dalam  fungsi  eksekutif  dan  memori. Ketamin  tidak  menyebakan  relaksasi  otot  lurik  bahkan  terkadang  tonusnya sedikit meninggi. Pada dosis rendah ketamin dapat menyebabkan depresi nafas tetapi  tidak  meningkatkan  denyut  jantung,  tekanan  darah,  curah  jantung  dan resistensi  vaskuler.  Ketamin  dalam  dosis  sedang  akan  meningkatkan  tekanan darah,  frekuensi  nadi,   dan  curah  jantung  sehingga  kadang  digunakan  dalam operasi jantung tertentu. (Candra Bayu. 2011).


Farmakokinetik Ketamin
            Ketamin  dapat  diberikan  secara  oral,  intramuskular,  rectal,  nasal dan epidural. Pada hewan umumnya ketamin diberikan secara intramuskular. Ketamin memiliki bioavaibilitas pada oral sebesar 20%,  intramuscular  90%,  rectal  sebesar  25%,  epidural  77%  dan  nasal sebesar 50%. Ketamin diserap  cepat melalui parental  administrasi. Ketamin dengan  cepat  didistribusikan  ke  jaringan  tubuh,  dengan  konsentrasi yang relatif cukup tinggi muncul dalam lemak tubuh, hati,paru-paru, dan  otak.  Dan  dapat  di  temukan  pada  konsentrasi  yang rendah  di jantung, kerangka otot,  dan  darah plasma. (Alian Setiawan. 2010).
            Ketamin metabolismenya  dihati  dan  diekskresikan  melalui  kemih.  Metabolitnya memiliki  daya  kerja  analgetik  yang  berlangsung  lebih  lama  daripada  efek hipnotiknya. (Candra Bayu. 2011).

Farmakodinamik Ketamine
            Neurofarmakologis  ketamin  sangat  komplek.  Senyawa  ini  berinteraksi dengan  beberapa  reseptor,  seperti N-Methyl-D-Aspartate  (NMDA),  reseptor muskarinik, nikotinik, monoaminergik, dan kanal N. Interaksi dengan reseptor tersebut yang berperan terhadap kerja ketamin secara farmakologis dan klinis. Tetapi  yang  paling  menonjol  adalah  ikatan  dengan  NMDA  yang  berefek analgesia, amnesia, psikomimetik, dan neuroprotektif. (Candra Bayu. 2011).
Ketamin Memiliki sifat analgetik pre-empetif. Tujuannya adalah mencegah atau  mengurangi  “  memori”  tentang  stimulus  nyeri  pada  sistem  saraf  sentral. Saat  impuls  noniseptif  yang  besar  mencapai  medula  spinalis,  suatu  keadaan hipereksitasi terjadi akibat sensitisasi SSP yang dikenal dengan istilah wind up results.  Terlihat  reseptor  NMDA  berperan  terhadap  presepsi  nyeri.  Antagonis NMDA  mencegah  induksi  sensitasi  sentral  dan  mengurangi  hipersensitivitas saat  diberikan.  Ketamin  adalah  satu-satunya  NMDA  antagonis  yang  disetujui oleh Food and Drugs Administration (FDA). (Candra Bayu. 2011).
Ketamin  diklasifikasikan  sebagai antagonis  reseptor  NMDA,  dan telah ditemukan untuk mengikat opioid reseptor µdan reseptor sigma.Ketamine  dan  metabolit  aktif norketamine non-kompetitif  adalah antagonis  dari  N-metil-D-aspartat  (NMDA) reseptor.  NMDA antagonis  dapat  menekan  gejala penarikan  opioid.  Menekan  reseptor NMDA meningkatkan aktivitas reseptor lain, AMPA, NMDA. AMPA adalah  reseptor  untuk neurotransmitter  glutamat.  Dan  mempunyai efek pada serotonindan norefrinefrin. (Alian Setiawan. 2010).




BAB III
KESIMPULAN

·        Anasthesi dapat digolongkan kedalam anesthesi lokal dan anesthesi umum. Anesthesi umum memberikan efek berupa hilangnya rasa nyeri yang disertai hilangnya kesadaran. Ketamin adalah obat general yang dignakan untuk anesthesi umum.

·        Ketamin atau 2 - 0 – chloropheny - 2 – metylamino cyclohexanone hydrochloride (juga dikenal dengan nama ketalar atau ketaject) adalah agen anestetik  tunggal  yang  paling  sering  dipergunakan.  Keuntungan  penggunaan ketamin antara lain bahwa agen ini menimbulkan analgesia yang kuat sehingga memungkinkan  tindakan  operasi  yang  nyaman  serta  adanya  efek  amnesia.


·        Neurofarmakologis  ketamin  sangat  komplek.  Senyawa  ini  berinteraksi dengan  beberapa  reseptor,  seperti N-Methyl-D-Aspartate  (NMDA),  reseptor muskarinik, nikotinik, monoaminergik, dan kanal N. Interaksi dengan reseptor tersebut yang berperan terhadap kerja ketamin secara farmakologis dan klinis. Tetapi  yang  paling  menonjol  adalah  ikatan  dengan  NMDA  yang  berefek analgesia, amnesia, psikomimetik, dan neuroprotektif

·         Dosis ketamin untuk hewan adalah 15-40 mg/kg berat badan. Penggunaan ketamin dapat dikombinasikan dengan senyawa lain, yang paling umum adalah dengan xylazine

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

·         Setiawan, Alian. 2007. Perbandingan Efektifitas Antara Ketamin
Dengan Tramadol Untuk Mengurangi Akibat Penyuntikan Rocuronium. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

·         Winarno, Desi. 2009. Pengaruh Pemberian Ketamin Dosis Induksi dan
Analgesi Terhadap Kapasitas Fagositosis Makrofag Intra Peritoneal Mencit Balb/c Yang Terpapar Lipopolisakarida. Semarang : Universitas Diponegoro.

·         Sari, Ira et al. 2010. Profil Penggunaan Kombinasi Ketamin-Xylazine
dan Ketamin-Midazolam Sebagai Anestesi Umum Terhadap Gambaran Fisiologis T ubuh pada Kelinci Jantan. Surabaya : Veterinaria Medika.

·         Haryanto, Wahyuni. 2007. Hubungan Antara Persepsi Terhadap
Anestesi Ketamin Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pada Prosedur Dilatasi dan Kuretase. Semarang : Universitas Diponegoro.

·         Bayu, Candra. 2011. Perbandingan Efektivitas Antara Fentanil dan
Ketamin Untuk Mengurangi Nyeri Saat Penyuntikan Propofol Pada Induksi Anestesi. Surakara. Universitas Sebelas Maret.


·         http://www.otasindo.com/index.php/mnuproduct/85.html

1 komentar:

  1. Jual Ket a 100 (ketamin) Ket a xyl, xyla, ketamin hameln, KTM 100 pm 0813 9191 6616

    BalasHapus