Senin, 28 September 2015

HIDRONEFROSIS HEWAN

                                 TUGAS DIAGNOSA  VETERINER 
                                            HIDRONEFROSIS


                                                            Oleh :
                                  Muhammad Aroza ( 1302101010164)
                                                         Kelas : 02




                             FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
                                     UNIVERSITAS SYIAH KUALA
                                                     BANDA ACEH
                                                           2015


KATA PENGANTAR

Segala   puji   hanya   milik   Allah  SWT.   Shalawat   dan   salam   selalu tercurahkan kepada  Rasulullah  SAW.   Berkat  limpahan  nikmat  dan  rahmatNYA penyusun  mampu menyelesaikan   tugas ini  guna  memenuhi  tugas   mata  kuliah Diagnosa veteriner. Dalam  penyusunan  tugas  atau  materi  ini,  tidak  sedikit  hambatan  yang penulis  hadapi.  Namun  penulis  menyadari  bahwa  kelancaran  dalam  penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu mengenai parasit yang berhubungan dengan dunia kedokteran hewan,  yang  disajikan  berdasarkan  pengamatan  dari  berbagai  sumber  informasi dan  referensi. Semoga tugas ini dapat memberikan wawasan  yang lebih luas dan menjadi sumbangan  pemikiran  kepada  pembaca  khususnya  para  mahasiswa  Fakultas Kedokteran  Hewan  Universitas  Syiah  Kuala.  Saya  sadar  bahwa  tugas  ini  masih banyak  kekurangan  dan  jauh  dari  sempurna.  Untuk  itu  kepada pembaca     saya   meminta   masukannya   demi   perbaikan   pembuatan   tugas  di  masa  yang  akan  datang.





Banda Aceh, 27 Mei 2015
         







BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Ginjal atau Ren sangat berperan dalam pemeliharaan homeostatis melalui pengaturan keseimbangan asam basa, pemeliharaan isotonis, pengaturan PH darah dan pembuangan metabolit akhir yang tak berguna bagi ragawi dari seluruh rangkaian metabolisme. Selain itu ginjal memiliki peran interinsik untuk meningkatkan tekanan darah ragawi dengan kemampuanya dalam mengaktifkan Rennin-Angiotensin-System (RES). Satuan atau unit fungsional terkecil ginjal adalah nefron. Berdasarkan kausanya penyakit ginjal digolongkan kedalam nephritis atau peradangan ginjal di sekitar glomerulus, jika peradangan menyerang tubulus ginjal disebut tubulonephritis. (Setyo widodo et al. 2011)
Secara klinis melalui pendekatan patogenesis kerusakan fungsional ginjal dibagi kedalam dua peristilahan penting yaitu insuffisinea renalis dan gagal ginjal. Istilah insuffisinea renalis merujuk atau menekankan pada ketidakmampuan ginjal untuk berfungsi optimal ( incapable to perform) .Ujung dari insuffisine renalis adalah keadaan berupa gagal ginjal. Hidronefrosis  merupakan salah satu kasus pada ginjal yang umum terjadi pada hewan ternak maupun hewan kesayangan. (Setyo widodo et al. 2011)

1.2  Tujuan
1.2.1 Mahasiswa mengerti mengenai kasus hidronefrosis pada hewan.
1.2.2 Mahasiswa mengetahui cara mendiagnosa kasus hidronefrosis.

1.3  Rumusan Masalah
1.3.1        Apa yang dimaksud hidronefrosis serta bagaimana gejala, cara mendiagnosa, dan penanganan terhadap kasus Hidronefrosis ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hidronefrosis
            Hidronefrosis adalah dilatasi pelvis ureter yang dihasilkan oleh obstruksi saluran keluar urine oleh batu atau kelainan letak arteri yang menekan ureter. Pelis membesar dan terdapat dekstrusi progresif jaringan ginjal. Lewatnya batu ginjal melalui ureter menyebabkan nyeri intens pada inguinal. (John Gibson. 2003).
            Hidronefrosis aterjadi akibat adanya obstruksi . obstruksi pada aliran normal urine menyebabkan urine mengalir balik sehingga tekanan di ginjal meningkat. Jika obstruksi terjadi di urethra atau kandung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi kedua ginjal. Tetapi jika obstruksi terjadi disalah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan, hanya satu ginjal yang rusak. (Farid Aziz. 2008).
            Batu ginjal dapat terbentuk karna adanya pengendapan garam kalsium didalam rongga ginjal, saluran ginjal atau kandung kemih. Batu ginjal berbentuk kristal yang tidak bisa terlarut dan mengandung kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium. Penyebabnya karna terlalu banyak mengkonsumsi garam mineral atau karna konsumsi air yang terlalu sedikit. Batu ginjal tersebut dapat menyebabkan hidronefritis.  Hidronefritis adalah membesarnya salah satu ginjal akibat urine tidak dapat mengalir keluar . hal itu karna penyempitan aliran ginjal atau tersumbat oleh batu ginjal. ( Sukis et Yani. 2008)
            Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau kedua ginjal akibat adanya obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik sehingga tekanan di ginjal meningkat. BSK pada ginjal (nefrolithiasis) merupakan faktor pencetus awal terjadinya hidronefrosis. Dimana nefrolithiasis dapat menimbulkan obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih yang dapat mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelviks ginjal dan ureter sehingga mengakibatkan absorbsi hebat pada parenkim ginjal (Hall. 2009).
           

Penyebab Terjadinya Hidronefrosis
            Hidronefrosis biasanya terjadi akibat adanya sumbatan pada sambungan ureteropelvik (sambungan antara ureter dan pelvis renalis) antara lain oleh karena kelainan struktural, misalnya jika masuknya ureter ke dalam pelvis renalis terlalu tinggi, kemudian oleh karena lilitan pada sambungan ureteropelvik akibat ginjal bergeser ke bawah, adanya batu di dalam pelvis renalis, maupun adanya penekanan pada ureter oleh jaringan fibrosa,arteri atau vena yang letaknya abnormal ataupun tumor.
Hidronefrosis juga bisa terjadi akibat adanya penyumbatan dibawah sambungan ureteropelvik atau karena arus balik air kemih dari kandung kemih batu di dalam ureter,adanya tumor di dalam atau di dekat ureter, adanya penyempitan ureter akibat cacat bawaan, cedera, infeksi, terapi penyinaran atau pembedahan, adanya kelainan pada otot atau saraf di kandung kemih atau ureter, adanya pembentukan jaringan fibrosa di dalam atau di sekeliling ureter akibat pembedahan, rontgen atau obat-obatan (terutama metisergid), adanya ureterokel (penonjolan ujung bawah ureter ke dalam kandung kemih), adanya kanker kandung kemih, leher rahim, rahim, prostat atau organ panggul lainnya, adanya sumbatan yang menghalangi aliran air kemih dari kandung kemih ke uretra akibat pembesaran prostat, peradangan atau kanker.

Gejala Hidronefrosis
            Gejalanya tergantung pada penyebab penyumbatan, lokasi penyumbatan serta lamanya penyumbatan. Jika penyumbatan timbul dengan cepat (hidronefrosis akut), biasanya akan menyebabkan kolik renalis ( nyeri yang luar biasa di daerah antara tulang rusuk dan tulang panggul) pada sisi ginjal yang terkena.Jika penyumbatan berkembang secara perlahan (hidronefrosis kronis), bisa tidak menimbulkan gejala atau nyeri tumpul di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggul.
Pada saat selesai urinasi masih terlihat tetes tetesan sisa urin yang keluar cukup lama, hewan menjadi poliuria, dan pancaran urine terlihat melemah. Hewan terlihat tidak puas selesai urinasi, ataupun perlu waktu menunggu untuk kembali menyelesaikan proses urinasi. Terjadi peningkatan kadar ureum dan kreatinin dalam darah terutama terjadi apabila  sumbatan terbentuk di  kedua ureter, kiri dan kanan. Gangguan kadar elektrolit dalam darah, dapat terjadi peningkatan dari kadar natrium dan kalium, Pemeriksaan urin lengkap dapat menunjukkan peningkatan leukosit atau sel darah putih, eritrosit atau sel darah merah, maupun bakteri karena disebabkan oleh infeksi atau batu pada saluran kemih, Pemeriksaan rontgen pada ginjal dan saluran kemih dapat menunjukkan adanya batu atau sumbatan. Walaupun tidak tampak batu di dalam pemeriksaan rontgen ginjal dan saluran kemih, kemungkinan terjadinya batu tidak dapat dihilangkan. Hal tersebut disebabkan oleh  adanya jenis batu yang tidak dapat dilihat melalui pemeriksaan rontgen sehingga memerlukan pemeriksaan tambahan lainnya

Cara Mendiagnosa
            Pemeriksaan melalui palpasi mungkin dilakukan karna pada ginjal yang mengalami hidronephrosis mungkin lebih berukuran besar dan berisi cairan, tetapi cara ini belum bisa meyakinkan bahwa hewan terkena hidronephrosis.


Pada setiap pemeriksaan traktus urinarius sebaiknya diawali dengan pembuatan foto polos abdomen (FPA). Yang harus diperhatikan disini adalah kontur, ukuran, dan posisi kedua ginjal. Dapat pula dilihat kalsifikasi dalam kista dan tumor, batu radioopak dan perkapuran dalam ginjal. Interpretasi terhadap kalsifikasi saluran ginjal harus dilakukan secara hati – hati karena flebolit dalam kelenjar mesenterika dan vena pelvis sering disalahartikan sebagai batu ureter.
            Pemeriksaan UIV akan menghasilkan sebuah gambaran yang disebut dengan pielogram. Pada pielogram normal, akan didapatkan gambaran bentuk kedua ginjal seperti kacang. Pemeriksaan USG ginjal merupakan pemeriksaan yang tidak invasif. Sebelum pemeriksaan, hewan dipuasakan untuk meminimalkan gas di usus yang dapat menghalangi pemeriksaan. Penilaian UIV sangat dibutuhkan untuk menetukan posisi ginjal dan daerah yang perlu dinilai lebih lanjut. Fokus transduser yang digunakan sekitar 5 cm, 2,5 – 3,5 MHz cukup memadai. Ginjal kanan dapat diperiksa dengan pasien pada posisi supine, left lateral decubitus, dan pronasi. Sementara untuk ginjal kiri, digunakan posisi right lateral decubitus dan pronasi. Posisi supine tidak dianjurkan untuk memeriksa ginjal kiri karena gambaran ginjal terganggu oleh gambaran udara lambung dan usus. USG dapat memberikan keterangan tentang ukuran, bentuk, letak, dan struktur anatomi dalam ginjal.
            Pengobatan dilakukan berdasarkan penyebab terjadinya hidronephrosis. Apabila disebabkan karna adanya batu maka harus dilakukan prosaes pembedahan untuk dilakukan pengangkatan batu. Apabila karna faktor tumor dan lainya pengobatan dilakukan sesuai dengan penyebab terjadinya hidronephrosis.





KESIMPULAN

·         Hidronefrosis adalah dilatasi pelvis ureter yang dihasilkan oleh obstruksi saluran keluar urine oleh batu atau kelainan letak arteri yang menekan ureter

·         Batu ginjal dapat terbentuk karna adanya pengendapan garam kalsium didalam rongga ginjal, saluran ginjal atau kandung kemih. Batu ginjal berbentuk kristal yang tidak bisa terlarut dan mengandung kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium. Penyebabnya karna terlalu banyak mengkonsumsi garam mineral atau karna konsumsi air yang terlalu sedikit.

·         Gejala klinis hidronephrosis dapat berupa Pada saat selesai urinasi masih terlihat tetes tetesan sisa urin yang keluar cukup lama, hewan menjadi poliuria, dan pancaran urine terlihat melemah. Hewan terlihat tidak puas selesai urinasi, ataupun perlu waktu menunggu untuk kembali menyelesaikan proses urinasi.

·         Diagnosa hidronephrosis dapat dilakukan dengan cara palpasi, USG, rontgen, dan pemeriksaan laboratorium terhadap profil urin.











DAFTAR PUSTAKA

·         Azis, Farid. 2008. Panduan Pelayanan Medik. Jakarta. EGC.

·         Hall PM. 2009. Kidney stones: formation, treatment, and prevention. Journal Cleveland Clinic. 76:583–591.

·         Jackson, Peter.2002.  Clinical Examination of Farm Animals.  Blackwell Science.

·         John. 2003. Fisiologi Dan Anatomi Modern Untuk Perawat. Jakarta. EGC.

·         Sukis et Yani. 2008. Ilmu Alam Sekitar. Jakarta. Gramedia.

·         Widodo, setyo et al. 2011. Diagnostik Klinik Hewan Kecil . Bogor. IPB Press.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar