TUGAS
MIKROBIOLOGI VETERINER II
VIRION
DAN VIROID
Oleh
:
Kelas
: 04
FAKULTAS
KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS
SYIAH KUALA
BANDA
ACEH
2015
KATA
PENGANTAR
Segala puji
hanya milik Allah
SWT. Shalawat dan
salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW.
Berkat limpahan nikmat
dan rahmatNYA penyusun mampu menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi
tugas mata Mikrobiologi Veteriner II. Dalam penyusunan
tugas atau materi
ini, tidak sedikit
hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari
bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan
orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah
ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu mengenai Virion dan Viroid, yang
disajikan berdasarkan pengamatan
dari berbagai sumber
informasi dan referensi. Semoga makalah
ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca
khususnya para mahasiswa
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Syiah Kuala. Saya
sadar bahwa tugas
ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari
sempurna. Untuk itu
kepada pembaca saya meminta
masukannya demi perbaikan
pembuatan tugas saya di
masa yang akan
datang.
Banda
Aceh, 20 Mei 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Virus adalah
parasit intraseluler obligat, bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi
hanya mengandung RNA or DNA. Partikelnya secara utuh disebut virion yang
terdiri dari “Capsid” yang dapat terbungkus oleh sebuah Glycoprotein/membrane
lipid. Dalam bentuk yang tidak aktif atau berada diluar sel inang ,sebuah
partikel virus disebut virion. Setiap virion paling sedikit mengandung satu
jenis asam nukleat (DNA atau RNA) sebagai bahan inti. viroid adalah molekul
utas tunggal RNA dan merupakan patogen terkecil yang diketahui. tersusun dari
potongan pendek (beberapa ratus basa nukleotida)
RNA
yang beruntai tunggal. ; struktur
penyusun viroid tidak memliki kapsid.
Viroid hanya mampu bereproduksi di dalam sel hidup sebagai partikel RNA. Viroid
tidak mengkode protein, tetapi mampu bereplikasi di dalam sel inang dengan
menggunakan enzim
seluler. Molekul RNA viroid akan mengganggu metabolisme sel.
1.2 Tujuan
· Mahasiswa
memahami apa yang dimaksud dengan virion dan viroid serta mengetahui fungsi
dari virion dan vioid tersebut.
1.3 Rumusan Masalah
· Apa
yang dimaksud dengan virion dan viroid serta bagaimana kerja dari virion dan
vioid tersebut ?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dari Virion dan Viroid
Serta efekDari Virion dan Viroid Terhadap Makhluk Hidup
Beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang
membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu
membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein
dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal
dari virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa
beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag
yang memiliki ekor protein yang melekat pada "kepala" kapsid.
Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu
bakteri. Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat
transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab
dalam mekanisme penginfeksian sel inang.
Virion juga dapat dikatakan sebagai
virus yang sedang dalam keadaan inaktiv atau sedang berada diluar tubuh induk
semang yang bersifat patogen. Bentuk virion dapat dijadikan acuan membedakan
virus karna bentuk virus dapat berupa selinder,bulat heliks atau iksohedral. Ada tidaknya membrane
serta ukuran virion juga dapat digunakan untuk membedakan virus. (Susan et
william. 2007).
Virus bukan berupa sel. Virus berupa partikel yang
disebut Virion apabila dalam keadaan struktur yang sempurna. Virion memiliki
selubung protein (kapsid0. Kapsid tersusun dari subunit protein yang disebut
kapsomer. Kapsid inilah yang memberi bentuk virus. Virus kompleks memiliki
struktur tambahan yaitu serabut ekor dan
lempengan dasar yang berfungsi untuk melekat pada saat virus menginfeksi. (Diah
et al. 2006).
Reproduksi virus terjadi dengan cara penggadaan materi. Reproduksi tersebut
deikatakan sebagai replikasi. Virus menngunakan ribosom, enzim dan nutrisi
inang untuk bereplikasi. Selamjutmya komponen komponen tersebut terakumulasi
membentuk sejumlah besar virion viron yang kemudian meninggalkan sel inang
untuk menginfeksi sel lain. Dalam hal ini virion dinyatakan sebagai individu
baru dari sebuah hasil dari reproduksi atau replikasi virus sebelumnya.(Bagod
Sudjadi. 2006)
Viroid
adalah molekul kecil dari RNA serkuler tanpa kapsid yang menginfeksi tanaman.
Viroid hanya beberapa ratus nukleotida panjangnya, tidak mengkode protein
tetapi dapat bereplikasi didalam sel. Dengan menggunakan enzim seluler dan
dengan suatu cara, molekul RNA ini dapat mengganggu metabolisme sel tanaman dan
menghambat keseluruhan pertumbuhan tanaman tersebut. Viroid menyebabkan
kesalahan pada sistem pengatur yang mengkontrol pertumbuhan tanaman. Yang lebih
mengejutkan adalah bukti keberadaan protein penginfeksi, di sebut prion yang
tampaknya menyebabkan sejumlah penyakit otak degeneratif pada berbagai spesies
hewan. Penyakit penyakit ini seperti scrapie pada domba, penyakit sapi gila dan
penyakit creutzfeldt jacob pada manusia . (Neil et al. 2002).
Viroid
merupakan asam nukleat yang kemampuan bereplikasinya telah diketahui, Hal
penting dari viroid adalah bahwa sebuah molekul dapat menjadi agen infeksi yang
menyebabkan penyakit. (Neil et al.2002).
Viroid
pertamakali ditemukan oleh Theodor Otto Diener, seorang ahli penyakit tanaman
yang bekerja di Pusat Penelitian Pertanian di Maryland
pada tahun 1971. Diener menemukan partikel RNA infektif yang lebih kecil dari
pada virus dan dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan. Ia menamakannya
viroid. Viroid menginfeksi tanaman kentang, menyebabkan umbi kentang
menggelendong (spindle tuber disease).
Sel-sel
tumbuhan terlindung dari penyakit oleh dinding sel yang bersifat
impermeable. Virus masuk ke dalam
tanaman melalui luka yang dibawa oleh parasit tanaman lain seperti nematoda,
fungi dan kebanyakan insekta yang mengisap cairan tanaman. Sekali tanaman
tersebut terinfeksi oleh virus maka tanaman tersebut dapatmenyebarkan
infeksinya pada tanaman lain melalui pollen atau benihnya.
Beberapa
penyakit tanaman dapat disebabkan oleh viroid, potongan pendek RNA telanjang
yang hanya terdiri dari 300 – 400 nukleotida tanpa mantel protein.
Nukleotidanukleotida tersebut berpasangan di dalam sel tanaman sehingga
struktur molekulnya tertutup, melipat-lipat dan berbentuk tiga dimensi. Dengan
struktur demikian viroids sukar untuk dikenali sehingga tidak dapat dihancurkan
oleh enzim selular. RNA tidak mengkode protein. Sejauh ini viroid
diidentifikasi hanya bersifat patogen pada tanaman. Infeksi oleh viroid,
seperti yang pernah terjadi pada tanaman kentang di USA (penyakit tumor umbi
kentang yang disebabkan oleh Viroid gelendong umbi) dapat menyebabkan kerugian
jutaan dolar.
Penelitian
terbaru terhadap viroid, ditemukan bahwa ada persamaan urutan basa nitrogen
viroid dengan intron. Urutan basa nitrogen intron merupakan materi genetik yang
tidak mengkode polipeptida. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa viroid
berevolusi dari intron yang akan mengarahkan penelitian selanjutnya terhadap
viroid hewan.
BAB III
KESIMPULAN
·
Virion sering dikatakan berupa virus
yang memiliki struktural yang lengkap.
·
Virion juga sering dikatakan sebagai
virus yang sedang dalam keadaan inaktiv yaitu sedang berada diluar tubuh induk
semang
·
Hasil replikasi virus menghasilkan
individu individu baru yang umumnya juga disebut sebagai virion.
·
Viroid adalah molekul kecil dari RNA
serkuler tanpa kapsid yang menginfeksi tanaman. Viroid hanya beberapa ratus
nukleotida panjangnya, tidak mengkode protein tetapi dapat bereplikasi didalam
sel.
·
Viroid pertamakali ditemukan oleh Theodor
Otto Diener, seorang ahli penyakit tanaman yang bekerja di Pusat Penelitian
Pertanian di Maryland
pada tahun 1971. Diener menemukan partikel RNA infektif yang lebih kecil dari
pada virus dan dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan.
·
Sel-sel tumbuhan terlindung dari
penyakit oleh dinding sel yang bersifat
impermeable. Virus masuk ke dalam tanaman melalui
luka yang dibawa oleh parasit tanaman lain seperti nematoda, fungi dan
kebanyakan insekta yang mengisap cairan tanaman.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
·
Diah
et al. 2006. Biologi I Untuk SMA dan MA
kelas X. Jakarta : Erlangga.
·
Neil et al. 2002. Biologi
Campbell edisi 5 jilid 1.
Jakarta : Erlangga.
·
Sudjadi,
Bagod. 2006. Biologi Sains Dalam
Kehidupan. Jakarta : Yudisthira.
·
Susan
et william. 2007. Scaums Out Line
Genetika. Jakarta : Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar