Senin, 28 September 2015

VIRION DAN VIROID

TUGAS MIKROBIOLOGI  VETERINER II
VIRION DAN VIROID


Oleh :
Muhammad Aroza ( 1302101010164)
Kelas : 04


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2015


KATA PENGANTAR
Segala   puji   hanya   milik   Allah  SWT.   Shalawat   dan   salam   selalu tercurahkan kepada  Rasulullah  SAW.   Berkat  limpahan  nikmat  dan  rahmatNYA penyusun  mampu menyelesaikan   makalah   ini  guna  memenuhi  tugas   mata  Mikrobiologi Veteriner II. Dalam  penyusunan  tugas  atau  materi  ini,  tidak  sedikit  hambatan  yang penulis  hadapi.  Namun  penulis  menyadari  bahwa  kelancaran  dalam  penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu mengenai Virion dan Viroid,  yang  disajikan  berdasarkan  pengamatan  dari  berbagai  sumber  informasi dan  referensi. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan  yang lebih luas dan menjadi sumbangan  pemikiran  kepada  pembaca  khususnya  para  mahasiswa  Fakultas Kedokteran  Hewan  Universitas  Syiah  Kuala.  Saya  sadar  bahwa  tugas  ini  masih banyak  kekurangan  dan  jauh  dari  sempurna.  Untuk  itu  kepada pembaca     saya   meminta   masukannya   demi   perbaikan   pembuatan   tugas saya  di  masa  yang  akan  datang.





Banda Aceh, 20 Mei 2015
Penyusun












BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Virus adalah parasit intraseluler obligat, bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA or DNA. Partikelnya secara utuh disebut virion yang terdiri dari “Capsid” yang dapat terbungkus oleh sebuah Glycoprotein/membrane lipid. Dalam bentuk yang tidak aktif atau berada diluar sel inang ,sebuah partikel virus disebut virion. Setiap virion paling sedikit mengandung satu jenis asam nukleat (DNA atau RNA) sebagai bahan inti. viroid adalah molekul utas tunggal RNA dan merupakan patogen terkecil yang diketahui. tersusun dari potongan pendek (beberapa ratus basa nukleotida) RNA yang  beruntai tunggal. ; struktur penyusun viroid tidak memliki kapsid. Viroid hanya mampu bereproduksi di dalam sel hidup sebagai partikel RNA. Viroid tidak mengkode protein, tetapi mampu bereplikasi di dalam sel inang dengan menggunakan enzim seluler. Molekul RNA viroid akan mengganggu metabolisme sel.

1.2  Tujuan 
· Mahasiswa memahami apa yang dimaksud dengan virion dan viroid serta mengetahui fungsi dari virion dan vioid tersebut.

1.3  Rumusan Masalah
· Apa yang dimaksud dengan virion dan viroid serta bagaimana kerja dari virion dan vioid tersebut ?







BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dari Virion dan Viroid Serta efekDari Virion dan Viroid Terhadap Makhluk Hidup
            Beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada "kepala" kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.
            Virion juga dapat dikatakan sebagai virus yang sedang dalam keadaan inaktiv atau sedang berada diluar tubuh induk semang yang bersifat patogen. Bentuk virion dapat dijadikan acuan membedakan virus karna bentuk virus dapat berupa selinder,bulat  heliks atau iksohedral. Ada tidaknya membrane serta ukuran virion juga dapat digunakan untuk membedakan virus. (Susan et william. 2007).
Virus bukan berupa sel. Virus berupa partikel yang disebut Virion apabila dalam keadaan struktur yang sempurna. Virion memiliki selubung protein (kapsid0. Kapsid tersusun dari subunit protein yang disebut kapsomer. Kapsid inilah yang memberi bentuk virus. Virus kompleks memiliki struktur tambahan yaitu serabut ekor  dan lempengan dasar yang berfungsi untuk melekat pada saat virus menginfeksi. (Diah et al. 2006).
            Reproduksi virus terjadi dengan  cara penggadaan materi. Reproduksi tersebut deikatakan sebagai replikasi. Virus menngunakan ribosom, enzim dan nutrisi inang untuk bereplikasi. Selamjutmya komponen komponen tersebut terakumulasi membentuk sejumlah besar virion viron yang kemudian meninggalkan sel inang untuk menginfeksi sel lain. Dalam hal ini virion dinyatakan sebagai individu baru dari sebuah hasil dari reproduksi atau replikasi virus sebelumnya.(Bagod Sudjadi. 2006)
            Viroid adalah molekul kecil dari RNA serkuler tanpa kapsid yang menginfeksi tanaman. Viroid hanya beberapa ratus nukleotida panjangnya, tidak mengkode protein tetapi dapat bereplikasi didalam sel. Dengan menggunakan enzim seluler dan dengan suatu cara, molekul RNA ini dapat mengganggu metabolisme sel tanaman dan menghambat keseluruhan pertumbuhan tanaman tersebut. Viroid menyebabkan kesalahan pada sistem pengatur yang mengkontrol pertumbuhan tanaman. Yang lebih mengejutkan adalah bukti keberadaan protein penginfeksi, di sebut prion yang tampaknya menyebabkan sejumlah penyakit otak degeneratif pada berbagai spesies hewan. Penyakit penyakit ini seperti scrapie pada domba, penyakit sapi gila dan penyakit creutzfeldt jacob pada manusia . (Neil et al. 2002).
            Viroid merupakan asam nukleat yang kemampuan bereplikasinya telah diketahui, Hal penting dari viroid adalah bahwa sebuah molekul dapat menjadi agen infeksi yang menyebabkan penyakit. (Neil et al.2002).
            Viroid pertamakali ditemukan oleh Theodor Otto Diener, seorang ahli penyakit tanaman yang bekerja di Pusat Penelitian Pertanian di Maryland pada tahun 1971. Diener menemukan partikel RNA infektif yang lebih kecil dari pada virus dan dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan. Ia menamakannya viroid. Viroid menginfeksi tanaman kentang, menyebabkan umbi kentang menggelendong (spindle tuber disease).
            Sel-sel tumbuhan terlindung dari penyakit oleh dinding sel yang bersifat
impermeable. Virus masuk ke dalam tanaman melalui luka yang dibawa oleh parasit tanaman lain seperti nematoda, fungi dan kebanyakan insekta yang mengisap cairan tanaman. Sekali tanaman tersebut terinfeksi oleh virus maka tanaman tersebut dapatmenyebarkan infeksinya pada tanaman lain melalui pollen atau benihnya.
            Beberapa penyakit tanaman dapat disebabkan oleh viroid, potongan pendek RNA telanjang yang hanya terdiri dari 300 – 400 nukleotida tanpa mantel protein. Nukleotidanukleotida tersebut berpasangan di dalam sel tanaman sehingga struktur molekulnya tertutup, melipat-lipat dan berbentuk tiga dimensi. Dengan struktur demikian viroids sukar untuk dikenali sehingga tidak dapat dihancurkan oleh enzim selular. RNA tidak mengkode protein. Sejauh ini viroid diidentifikasi hanya bersifat patogen pada tanaman. Infeksi oleh viroid, seperti yang pernah terjadi pada tanaman kentang di USA (penyakit tumor umbi kentang yang disebabkan oleh Viroid gelendong umbi) dapat menyebabkan kerugian jutaan dolar.
            Penelitian terbaru terhadap viroid, ditemukan bahwa ada persamaan urutan basa nitrogen viroid dengan intron. Urutan basa nitrogen intron merupakan materi genetik yang tidak mengkode polipeptida. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa viroid berevolusi dari intron yang akan mengarahkan penelitian selanjutnya terhadap viroid hewan.
             


           














BAB III
KESIMPULAN


·         Virion sering dikatakan berupa virus yang memiliki struktural yang lengkap.

·         Virion juga sering dikatakan sebagai virus yang sedang dalam keadaan inaktiv yaitu sedang berada diluar tubuh induk semang

·         Hasil replikasi virus menghasilkan individu individu baru yang umumnya juga disebut sebagai virion.

·         Viroid adalah molekul kecil dari RNA serkuler tanpa kapsid yang menginfeksi tanaman. Viroid hanya beberapa ratus nukleotida panjangnya, tidak mengkode protein tetapi dapat bereplikasi didalam sel.

·         Viroid pertamakali ditemukan oleh Theodor Otto Diener, seorang ahli penyakit tanaman yang bekerja di Pusat Penelitian Pertanian di Maryland pada tahun 1971. Diener menemukan partikel RNA infektif yang lebih kecil dari pada virus dan dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan.

·         Sel-sel tumbuhan terlindung dari penyakit oleh dinding sel yang bersifat
impermeable. Virus masuk ke dalam tanaman melalui luka yang dibawa oleh parasit tanaman lain seperti nematoda, fungi dan kebanyakan insekta yang mengisap cairan tanaman.






BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

·         Diah et al. 2006. Biologi I Untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta : Erlangga.
·         Neil et al. 2002.  Biologi Campbell edisi 5 jilid 1. Jakarta : Erlangga.
·         Sudjadi, Bagod. 2006. Biologi Sains Dalam Kehidupan. Jakarta : Yudisthira.
·         Susan et william. 2007. Scaums Out Line Genetika. Jakarta : Erlangga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar