Infeksi
heterakis disebabkan oleh Heterakis gallinarum. Dapat ditemukan pada
ayam, kalkun, itik, angsa, ayam mutiara, sejenis ayam hutan, burung kuau, dan
burung puyuh, di dalam lumen sekum. Jenis cacing ini dapat dihubungkan dengan
peranan sebagai hospes perantara / carrier Histomonas meleagridis yang
menimbulkan histomoniasis (black head) pada unggas. Histomoniasis dapat
dihasilkan secara buatan pada unggas yang sensitive dengan cara memberikan
secara oral telur cacing heterakis sp. berembrio yang berasal dari unggas
terinfeksi cacing tersebut. (Permin, et al.
2001 dalam Fisma Eka et al. 2013).
Jika
infestasi cacing sudah berat yaitu jumlah cacing dalam tubuh ayam banyak maka
akan terlihat nafsu makan turun, pertumbuhan terhambat, bulu kasar, pucat dan
kurus. Gejala tersebut diikuti dengan penurunan produksi telur yang lebih
signifikan, dikarenakan pakan yang seharusnya diolah dalam tubuh ayam menjadi
daging atau telur, diserap cacing sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhannya.
Tersebut. (Permin, et al. 2001 dalam Fisma Eka et al. 2013).
Histomoniasis disebabkan protozoa
Histomonas meleagridis. Beberapa jenis bakteri misalnya Escherichia coli,
biasanya merupakan faktor pendukung timbulnya penyakit tersebut karena efek
yang bersifat sinergis. Histomonas meleagridis membutuhkan vektor mekanik,
yaitu cacing sekum Heterakis gallinarum dan beberapa cacing tanah yang hidup di
peternakan. Histomonas ditemukan didalam
epitel usus cacing yang sangat muda atau cacing yang baru menetas. Bentk bebas
tidak dapat bertahan lama tetapi
protozoa tersebut akan lebih resisten jika terdapat didalam telur cacing atau
dalam bentuk kista didalamcacing tanah. (Rangga tabbu, Charles. 2002)
Cara Penularan : Protoza tersebut dapat
dikeluarkan terutama bersama feces ayam yang terinfeksi dan didalam telur
cacing Heterakis gallinarum. Penularan biasa terjadi jika unggas sensitif
menelan telur cacing yang infektif dan selanjutnya larva histomonas akan
dibebaskan dari larva Heterakis didalam sekum. Histomonad bereplikasi
dijaringan sekum, kemudian bermigrasi ke dalam hati melalui sirkulasi darah.
Histomonas meleagridis akan ditularkan dari ayam/kalkun dari periode
pemeliharaan satu ke lainya jika menelan cacing tanah atau cacing heterakis
yang terinfeksi protozoa tersebut. (Rangga tabbu, Charles. 2002).
Gejala Klinik :
·
Histomonas
terutama ditemukan pada unggas kurang dari 12 minggu, ayam berumur 4-6 minggu dan kalkunberumur
3-12 minggu bersifat sensitif terhadap infeksi Histomonas meleagridis.
·
Lesi
yang ditimbukan oleh Histomonas meleagridis biasanya lebih parah jika terjadi
infeksi sekunder oleh Clostridium perfringrs atau Escherichia coli.
·
Gejala
awal akibat histomoniasis pada kalkun meliputi feces yang berwarna kekuning
kuningan menyerupai belerang, mengantuk,sayap menggantung, berjalan dengan
langkah yang kaku, mata tertutup, kepala digantung mendekati badan, anoreksia,
nafsu minum mengkat, bulu kusam dan berdiri. Kulit dikepala berwarna kebiru
biruan(sianotik) tetapi dapat juga berwarna normal.berhubungan dengan sianotik
tersebut maka histomoniasis dikenal juga
dengan nama BLACK HEAD. Sekitar 12 hari pasca infeksi, maka kalkun biasanya
mengalami emasiasi.
·
Masa
inkubasi penyakit tersebut berkisar 7-12 haridan biasanya berlangsung kronis
sampai ayam tersebut mati. kotoran berwarna kuning seperti belerang jarang
terjadi, tetapi Kotoran yang bercampur darah yang berasal dari sekum dapat
diamati. Mortalitas pada kalkun muaumur 3-12 minggudapat mencapai 50%,
sedangkan pada ayam hanya 30 %. (Rangga tabbu, Charles. 2002).
Perubahan Makroskopis ;
Lesi
primer yang ditimbulkan oleh histomoniasis dapat ditemukan pada sekum dan hati.
Setelah histomonad menginvasi sekum ,makadinding sekum akan menebal dan
hiperemik. Lumen sekum akanmengalami distensi danterisi oleh masa padat
menyerupai keju yang terdiri atas hancuran jaringan nekrotik,eksudat,komponen
darah, hancuran sel dan bakteri.dinding sekum mengalami ulserasi dan
selanjutnya dapat terjadi perforasi pada
pada rgan tersebut dan terjadi peritonitisyang bersifat difus dan berbau busuk.
Lesi
pada hati biasanyaterdiri atas daerah nekrotis berwarnakuning , yang berbentuk
sirkuler dan menyerupai kawah dengan diameter
sekitar 1cm dan dikelilingi oleh suatu cincin yang menonjol diatas
permukaan hati.bentuklesi pada hati dapat berfariasi meskipun bentuk lesi
sirkuler paling sering dijumpai pada berbagai kasus histomoniasis. (Rangga
tabbu, Charles. 2002).
Perunahan
Mikroskopis :
Invasi awal dinding sekum ditandai dengan adanya hiperemi dan infiltrasi
heterfil. Sekitar satu minggu pasca invasi, sejumlah histomonad akan terlihat
di lamina propria danmuskularisasi sebagai benda ovoid di dalam lakuna (lekuk),
yang tercat pucat.pada periode tersebut akan dijumpai adanyasejumlahbesar limfosit,
makrofag, dan heterofil. Sekitar 2 minggu pasca invaasi dapat dijumpai adanya
Giant cells dijaringan sekum.
Lesiawal pada hati terdiri atas
infiltrasi heterofil, limfosit dan monosit disekitar pembuluh darah. Hepatosit
di daerah bagian tengah dari lesi akan mengalami nekrosis dan disintegrasi.
(Rangga tabbu, Charles. 2002).
Diagnosa
Pemeriksaan
mikroskopis dapat dilakukan dengan pewarnaan hematoksilin dan eosin (HE) atau Periodicacid schiff (PAS). Pemeriksaan
terhadap histomonas dapat juga dilakukan secara langsung menggunakan bahanyang
berasal dari bagian ujung lateral lesi
pada sekum atau hati, protozoa tersebut
dapat dilakukan dengan memeriksa pseudophodia pada preparat tetes yang
berasal dari larutan lesi usus atau hati. Penyakit yang mirip histomoniasis
adalah koksidiosis , pada koksidiosis terdapat ookista. Demikian juga
salmonellosis dapat dibedakan dengan identifikasi bakteri. (Rangga tabbu,
Charles. 2002).
Penyakit
histomoniasis akan tampak 7-12 hari setelah ayam terinfeksi.ayamakanmengalami
anoreksia parah, sayap jatuh dan feces berwarna kuning sulfur colored. Kepala
akan tampak berwarna kehitaman (black head). Infeksi lebih lanjut ayam akan
menjadi depresi, berdiri dengan sayap mengantung dan kepala ditarik mendekati
badan. Dibagianusus buntu (ceca) terjadi pembesaran dengan penebalan di bagian
ujungnya. Usus buntu sering berisi caseous cores berwarna kuning, ke abu abuan
atau hijau. Dibagian hati akantampak lingkaran tak beraturan (irregulary wound)
berwarna kuning atauabu abu, tetapi bisajuga hijau atau kemerahan. Lubang
tersebut memiliki diameter yang beragam 1-2 cm. (Roni et Agustin. 2004)
Histomonas
yang tertelan menyerang dinding caecum yang menyebabkan perangan yang ditandai
dengan adanya bagian mengalami ulkus . Kejadian ini bisa membesar dan bahkan
melibatkan seluruh mukosa sekum. Mukosa menjadi sangat menebaldanpermukaanya mengalami nekrosis dan
cekum akan menjadi berwarna hijau kekuningan, eksudat serous ataupun perkejuan.
Secara makroskopis cekum membesar dan mengalami pendarahan. Histomonas memasuki
hati melalui sistem portal. Lesi pada hati berbentuk area melingkar dengan
diameter sampai dengan 1 cm. (Patra et
al. 2013).
Burung
yang terkena histomoniasis akan menunjukanhilang nafsu makan, bulu rontok, dan kekuningan pada daerah
jengger dan pial. Padakasusyang ositif
histomoniasis menunjukan kotoran berair dengan garis garis lendir putih. Lesi
pada hati dibatasi daerah nekrotik
kekuningan dengan batas diameter 2mm sampai 1 cm. (Patra et al. 2013).
Infiltrasi sel mononuklear sering mengandung sel-sel
raksasa , nekrosis hepatosit dan infiltrasi makrofag adalah lesi mikroskopis
dominan dalam hati. Pada hati juga
terdapat nekrosis multifokaldan peradangan granuloma padasekum. Uji PCR
selektif diperkuat 209 bp DNA ribosom Histomonas meleagridis. . (Patra et al. 2013).
Gejala klinis histomonas adalah depresi, penurunan nafsu makan, pertumbuhan yang buruk, rasa haus yang meningkat, diare kekuningan mengandur sulfur, bulu rontok, kepala dapat terjadi sianosis (warna kebiruan). Diagnosis penyakit utama melalui rgan hati. Terdapat nodul nodul kecil dipermukaan hati. Terdapat nodul kecil dipermukaan hati yang menandakan terjadinya nekrosis yang merupakan lesi pathognomonik pada histomoniasis. (Abdullah et al. 2013).
Lesi khas dari histomoniasis adalah kantong dinding caecum yang menebal berwarna kekuning kuningan, bagian tengah yang mengeras, dan pembesaran ukuran hati (hepatomegaly) dengan lesi berbentuk nodul titik yang muncul berwarna dengan warna hijau kekuningan yang menekan ke bagian bawah permukaan. Pemeriksaan histopatologi dari hati menunjukan daerah padat infiltrasi sel dengan limfosit, makrofag dan sel raksasa yang dikelilingi daerah nekrotik. (Abdullah et al. 2013).
Daftar
pustaka
daftar pustaka jurnal :
Abdullah et al. 2013. Pathological changes in turkeys liver associated
with Histomoniasis in
Duhok City,Kurdistan Region, Iraq. Iraq : Iraqi Journal of
Veterinary Sciences, Vol. 28, No. 1, 2014 (55-59)
Patra et al. 2013.
Prevalence of Histomonas meleagridis in Broiler Chicken in Different Parts
of Mizoram, India. India : International
Journal of Poultry Science. 12 (2): 98-101.
Rangga
tabbu, Charles. 2002. Penyakit Ayam dan
Penanggulanganya. Yogyakarta : Kanisius. Hal.
40-44.
Roni
et Agustin. 2004. Aneka Penyakit Pada
Ayam dan Cara Mengatasinya. Jakarta : Agromedia Pustaka.
(Permin, et al.
2001. Genetic Resistance to Ascaridia
galli Infections in Chickens. Vet. Parasitol. 102: 101-111. Dalam
peneltian : Fisma Eka et al. 2013. Pengaruh
Pemberian Serbuk Ekstrak Temu Hitam (Curcuma
aeruginosa ) dan Temu Lawak (Curcuma
xanthorrhiza) sebagai Antelmentika Heterakis gallinarum pada Ayam Petelur. Malang : Universitas Brawijaya).
Mas saya nyimak
BalasHapusObat nya apa ya untuk penyakit tersebut