Senin, 28 September 2015

histomoniasis ayam / black head / heterakis gallinarum

Infeksi heterakis disebabkan oleh Heterakis gallinarum. Dapat ditemukan pada ayam, kalkun, itik, angsa, ayam mutiara, sejenis ayam hutan, burung kuau, dan burung puyuh, di dalam lumen sekum. Jenis cacing ini dapat dihubungkan dengan peranan sebagai hospes perantara / carrier Histomonas meleagridis yang menimbulkan histomoniasis (black head) pada unggas. Histomoniasis dapat dihasilkan secara buatan pada unggas yang sensitive dengan cara memberikan secara oral telur cacing heterakis sp. berembrio yang berasal dari unggas terinfeksi cacing tersebut.  (Permin, et al. 2001 dalam Fisma Eka et al. 2013).


Jika infestasi cacing sudah berat yaitu jumlah cacing dalam tubuh ayam banyak maka akan terlihat nafsu makan turun, pertumbuhan terhambat, bulu kasar, pucat dan kurus. Gejala tersebut diikuti dengan penurunan produksi telur yang lebih signifikan, dikarenakan pakan yang seharusnya diolah dalam tubuh ayam menjadi daging atau telur, diserap cacing sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhannya. Tersebut. (Permin, et al. 2001 dalam Fisma Eka et al. 2013).

Histomoniasis disebabkan protozoa Histomonas meleagridis. Beberapa jenis bakteri misalnya Escherichia coli, biasanya merupakan faktor pendukung timbulnya penyakit tersebut karena efek yang bersifat sinergis. Histomonas meleagridis membutuhkan vektor mekanik, yaitu cacing sekum Heterakis gallinarum dan beberapa cacing tanah yang hidup di peternakan.  Histomonas ditemukan didalam epitel usus cacing yang sangat muda atau cacing yang baru menetas. Bentk bebas tidak dapat bertahan lama  tetapi protozoa tersebut akan lebih resisten jika terdapat didalam telur cacing atau dalam bentuk kista didalamcacing tanah. (Rangga tabbu, Charles. 2002)
Cara Penularan : Protoza tersebut dapat dikeluarkan terutama bersama feces ayam yang terinfeksi dan didalam telur cacing Heterakis gallinarum. Penularan biasa terjadi jika unggas sensitif menelan telur cacing yang infektif dan selanjutnya larva histomonas akan dibebaskan dari larva Heterakis didalam sekum. Histomonad bereplikasi dijaringan sekum, kemudian bermigrasi ke dalam hati melalui sirkulasi darah. Histomonas meleagridis akan ditularkan dari ayam/kalkun dari periode pemeliharaan satu ke lainya jika menelan cacing tanah atau cacing heterakis yang terinfeksi protozoa tersebut. (Rangga tabbu, Charles. 2002).
Gejala Klinik :
·         Histomonas terutama ditemukan pada unggas kurang dari 12 minggu,  ayam berumur 4-6 minggu dan kalkunberumur 3-12 minggu bersifat sensitif terhadap infeksi Histomonas meleagridis.
·         Lesi yang ditimbukan oleh Histomonas meleagridis biasanya lebih parah jika terjadi infeksi sekunder oleh Clostridium perfringrs atau Escherichia coli.
·         Gejala awal akibat histomoniasis pada kalkun meliputi feces yang berwarna kekuning kuningan menyerupai belerang, mengantuk,sayap menggantung, berjalan dengan langkah yang kaku, mata tertutup, kepala digantung mendekati badan, anoreksia, nafsu minum mengkat, bulu kusam dan berdiri. Kulit dikepala berwarna kebiru biruan(sianotik) tetapi dapat juga berwarna normal.berhubungan dengan sianotik tersebut maka  histomoniasis dikenal juga dengan nama BLACK HEAD. Sekitar 12 hari pasca infeksi, maka kalkun biasanya mengalami emasiasi.
·         Masa inkubasi penyakit tersebut berkisar 7-12 haridan biasanya berlangsung kronis sampai ayam tersebut mati. kotoran berwarna kuning seperti belerang jarang terjadi, tetapi Kotoran yang bercampur darah yang berasal dari sekum dapat diamati. Mortalitas pada kalkun muaumur 3-12 minggudapat mencapai 50%, sedangkan pada ayam hanya 30 %. (Rangga tabbu, Charles. 2002).
Perubahan Makroskopis ;
            Lesi primer yang ditimbulkan oleh histomoniasis dapat ditemukan pada sekum dan hati. Setelah histomonad menginvasi sekum ,makadinding sekum akan menebal dan hiperemik. Lumen sekum akanmengalami distensi danterisi oleh masa padat menyerupai keju yang terdiri atas hancuran jaringan nekrotik,eksudat,komponen darah, hancuran sel dan bakteri.dinding sekum mengalami ulserasi dan selanjutnya  dapat terjadi perforasi pada pada rgan tersebut dan terjadi peritonitisyang bersifat difus dan berbau busuk.
            Lesi pada hati biasanyaterdiri atas daerah nekrotis berwarnakuning , yang berbentuk sirkuler dan menyerupai kawah dengan diameter  sekitar 1cm dan dikelilingi oleh suatu cincin yang menonjol diatas permukaan hati.bentuklesi pada hati dapat berfariasi meskipun bentuk lesi sirkuler paling sering dijumpai pada berbagai kasus histomoniasis. (Rangga tabbu, Charles. 2002).



Perunahan Mikroskopis :
Invasi awal dinding sekum ditandai dengan adanya hiperemi dan infiltrasi heterfil. Sekitar satu minggu pasca invasi, sejumlah histomonad akan terlihat di lamina propria danmuskularisasi sebagai benda ovoid di dalam lakuna (lekuk), yang tercat pucat.pada periode tersebut akan dijumpai adanyasejumlahbesar limfosit, makrofag, dan heterofil. Sekitar 2 minggu pasca invaasi dapat dijumpai adanya Giant cells dijaringan sekum.
            Lesiawal pada hati terdiri atas infiltrasi heterofil, limfosit dan monosit disekitar pembuluh darah. Hepatosit di daerah bagian tengah dari lesi akan mengalami nekrosis dan disintegrasi. (Rangga tabbu, Charles. 2002).

Diagnosa
Pemeriksaan mikroskopis dapat dilakukan dengan pewarnaan hematoksilin dan eosin (HE)  atau Periodicacid schiff (PAS). Pemeriksaan terhadap histomonas dapat juga dilakukan secara langsung menggunakan bahanyang berasal dari bagian ujung lateral  lesi pada sekum atau hati, protozoa tersebut  dapat dilakukan dengan memeriksa pseudophodia pada preparat tetes yang berasal dari larutan lesi usus atau hati. Penyakit yang mirip histomoniasis adalah koksidiosis , pada koksidiosis terdapat ookista. Demikian juga salmonellosis dapat dibedakan dengan identifikasi bakteri. (Rangga tabbu, Charles. 2002).


Penyakit histomoniasis akan tampak 7-12 hari setelah ayam terinfeksi.ayamakanmengalami anoreksia parah, sayap jatuh dan feces berwarna kuning sulfur colored. Kepala akan tampak berwarna kehitaman (black head). Infeksi lebih lanjut ayam akan menjadi depresi, berdiri dengan sayap mengantung dan kepala ditarik mendekati badan. Dibagianusus buntu (ceca) terjadi pembesaran dengan penebalan di bagian ujungnya. Usus buntu sering berisi caseous cores berwarna kuning, ke abu abuan atau hijau. Dibagian hati akantampak lingkaran tak beraturan (irregulary wound) berwarna kuning atauabu abu, tetapi bisajuga hijau atau kemerahan. Lubang tersebut memiliki diameter yang beragam 1-2 cm. (Roni et Agustin. 2004)
Histomonas yang tertelan menyerang dinding caecum yang menyebabkan perangan yang ditandai dengan adanya bagian mengalami ulkus . Kejadian ini bisa membesar dan bahkan melibatkan seluruh mukosa sekum. Mukosa menjadi sangat  menebaldanpermukaanya mengalami nekrosis dan cekum akan menjadi berwarna hijau kekuningan, eksudat serous ataupun perkejuan. Secara makroskopis cekum membesar dan mengalami pendarahan. Histomonas memasuki hati melalui sistem portal. Lesi pada hati berbentuk area melingkar dengan diameter sampai dengan 1 cm.  (Patra et al. 2013).

Burung yang terkena histomoniasis akan menunjukanhilang nafsu makan,  bulu rontok, dan kekuningan pada daerah jengger dan pial.  Padakasusyang ositif histomoniasis menunjukan kotoran berair dengan garis garis lendir putih. Lesi pada hati dibatasi  daerah nekrotik kekuningan dengan batas diameter 2mm sampai 1 cm. (Patra et al. 2013).



Infiltrasi sel mononuklear sering mengandung sel-sel raksasa , nekrosis hepatosit dan infiltrasi makrofag adalah lesi mikroskopis dominan dalam hati.  Pada hati juga terdapat nekrosis multifokaldan peradangan granuloma padasekum. Uji PCR selektif diperkuat 209 bp DNA ribosom  Histomonas meleagridis. .  (Patra et al. 2013).

               Gejala klinis histomonas adalah depresi, penurunan nafsu makan, pertumbuhan yang buruk, rasa haus yang meningkat, diare kekuningan mengandur sulfur, bulu rontok, kepala dapat terjadi sianosis (warna kebiruan). Diagnosis penyakit utama melalui rgan hati. Terdapat nodul nodul kecil dipermukaan hati. Terdapat nodul kecil dipermukaan hati yang menandakan terjadinya nekrosis yang merupakan lesi pathognomonik pada histomoniasis. (Abdullah et al. 2013).

               Lesi khas dari histomoniasis adalah kantong dinding caecum yang menebal berwarna kekuning kuningan, bagian tengah yang mengeras, dan pembesaran ukuran hati (hepatomegaly) dengan lesi berbentuk nodul titik yang muncul berwarna dengan warna hijau kekuningan yang menekan ke bagian bawah permukaan. Pemeriksaan histopatologi dari hati menunjukan daerah padat infiltrasi sel dengan limfosit, makrofag dan sel raksasa yang dikelilingi daerah nekrotik. (Abdullah et al. 2013).



Daftar pustaka
daftar pustaka jurnal :
Abdullah et al. 2013. Pathological changes in turkeys liver associated with Histomoniasis in
   Duhok City,Kurdistan Region, Iraq. Iraq : Iraqi Journal of Veterinary Sciences, Vol. 28, No. 1, 2014 (55-59)
Patra et al. 2013. Prevalence of Histomonas meleagridis in Broiler Chicken in Different Parts
               of Mizoram, India. India :  International Journal of Poultry Science. 12 (2): 98-101.

Rangga tabbu, Charles. 2002. Penyakit Ayam dan Penanggulanganya. Yogyakarta : Kanisius. Hal. 
              40-44.

Roni et Agustin. 2004. Aneka Penyakit Pada Ayam dan Cara Mengatasinya. Jakarta : Agromedia                     Pustaka.

(Permin, et al. 2001. Genetic Resistance to Ascaridia galli Infections in Chickens. Vet. Parasitol.                     102: 101-111. Dalam peneltian : Fisma Eka et al. 2013.  Pengaruh Pemberian Serbuk Ekstrak            Temu Hitam (Curcuma aeruginosa ) dan Temu Lawak (Curcuma xanthorrhiza) sebagai                      Antelmentika Heterakis gallinarum pada Ayam Petelur. Malang : Universitas Brawijaya).


1 komentar: